Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (Asam Askorbat)


Informasi terbaru Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (Asam Askorbat) kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (Asam Askorbat) memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Vitamin C (asam askorbat) terdapat dalam buah-buahan asam, tomat, kentang, kubis dan cabe hijau. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan jaringan ikat. Vitamin C membantu penyerapan zat besi dan membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya. Seperti halnya vitamin E, Vitamin C juga merupakan antioksidan.


KEKURANGAN VITAMIN C

Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:
- Kehamilan
- Menyusui
- Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)
- Berbagai jenis peradangan
- Pembedahan
- Luka bakar.

Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy. Gejala awalnya berupa rewel, nyeri jika badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan tidak mengalami penambahan berat badan. Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya menonjol. Yang khas adalah terjadinya perdarahan dibawah jaringan pelindung tulang dan di sekitar gigi.

Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging dan tepung atau teh, roti bakar dan sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan. Setelah beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut, akan terjadi perdarahan di bawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, di bawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi).

Pemeriksaan darah menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat rendah. Pada bayi dan orang dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.


KELEBIHAN VITAMIN C

Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterolemia dan aterosklerosis. Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.

Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
- diare
- batu ginjal pada orang-orang yang peka
- perubahan siklus menstruasi.

Beberapa orang yang menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.
Tinggalkan komentar anda tentang Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (Asam Askorbat) jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Keseimbangan Cairan


Informasi terbaru Keseimbangan Cairan kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Keseimbangan Cairan memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Duapertiga dari berat badan adalah air. Berat badan 75kg mengandung sekitar 38,4L air dalam tubuhnya, dimana:
- 23-27 L berada di dalam sel
- 7,7 L berada di rongga antar sel, dan
- kurang dari 3,84 L atau sekitar 8% dari total air, berada dalam aliran darah.

Jumlah cairan yang relatif sedikit dalam aliran darah itu sangat penting untuk fungsi tubuh dan harus terus dijaga agar tetap konstan. Air yang berada diluar aliran darah berfungsi sebagai cadangan yang dapat mengisi maupun menyerap kelebihan air dalam darah sesuai kebutuhan. Air masuk ke dalam tubuh terutama melalui penyerapan dari saluran pencernaan.

Air meninggalkan tubuh terutama sebagai air kemih yang dikeluarkan dari ginjal. Ginjal bisa mengeluarkan sampai beberapa liter air kemih dalam sehari atau dapat menahannya dengan membuang kurang dari 0,5 L air kemih dalam sehari. Sekitar 1 L air juga dibuang setiap harinya melalui penguapan dari kulit dan paru-paru. Keringat yang berlebihan (misalnya karena latihan berat atau cuaca panas), bisa meningkatkan jumlah air yang hilang melalui penguapan.

Dalam keadaan normal, sedikit air dibuang melalui saluran pencernaan. Pada muntah yang berkepanjangan atau diare yang berat, sebanyak 3,84 L air bisa hilang melalui saluran pencernaan. Bila asupan cairan sesuai dengan cairan yang hilang, cairan tubuh akan tetap seimbang. Untuk menjaga keseimbangan cairan, orang sehat dengan fungsi ginjal yang normal dan tidak berkeringat berlebihan, harus minum sedikitnya 1 L cairan/hari. Untuk mencegah dehidrasi dan pembentukan batu ginjal, dianjurkan untuk minum cairan sebanyak 1,5-2 L/hari.

Bila otak dan ginjal berfungsi dengan baik, tubuh dapat mengatasi perubahan yang ekstrim dalam asupan cairan. Seseorang biasanya dapat minum cairan yang cukup untuk menggantikan kehilangan air yang berlebihan dan mempertahankan volume darah dan konsentrasi dari garam-garam mineral yang terlarut (elektrolit) dalam darah. Jika seseorang tidak dapat minum air yang cukup untuk menggantikan kehilangan air yang berlebihan (seperti yang terjadi pada muntah berkelanjutan atau diare hebat), maka bisa mengalami dehidrasi.

Jumlah air dalam tubuh berkaitan erat dengan jumlah elektrolit tubuh. Konsentrasi natrium darah merupakan indikator yang baik dari jumlah cairan dalam tubuh. Tubuh berusaha untuk mempertahankan jumlah total cairan tubuh sehingga kadar natrium darah tetap stabil. Jika kadar natrium terlalu tinggi, tubuh akan menahan air untuk melarutkan kelebihan natrium. Akan timbul rasa haus dan lebih sedikit mengeluarkan air kemih. Jika kadar natrium terlalu rendah, ginjal mengeluarkan lebih banyak air untuk mengembalikan kadar natrium kembali ke normal.
Tinggalkan komentar anda tentang Keseimbangan Cairan jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Asidosis Metabolik


Informasi terbaru Asidosis Metabolik kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Asidosis Metabolik memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus-menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.


PENYEBAB
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
  1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
  2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
  3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
  • Gagal ginjal
  • Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
  • Ketoasidosis diabetikum
  • Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
  • Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
  • Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

GEJALA
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.


DIAGNOSA
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbondioksida dan bikarbonat dalam darah.

Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.


PENGOBATAN
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
Tinggalkan komentar anda tentang Asidosis Metabolik jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Bacteriuria tanpa Gejala


Informasi terbaru Bacteriuria tanpa Gejala kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Bacteriuria tanpa Gejala memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Bacteriuria asymptomatic adalah kondisi di mana jumlah bakteri lebih besar daripada biasanya pada air kencing tetapi gejala tidak ada. Bacteriuria asymptomatic biasanya tidak diobati karena membasmi bakteri bisa sulit dan komplikasi jarang terjadi. Juga, pemberian antibiotika bisa mengubah keseimbangan bakteri di tubuh, kadang-kadang membiarkan bakteri tumbuh subur lebih sulit untuk dihapuskan.

Tahukah anda
Kebanyakan orang yang mempunyai bakteri berlebihan di air kencing dan tidak mempunyai gejala sebaiknya tidak diobati.
Pengecualian jika orang mempunyai kondisi yang membuat infeksi saluran kencing benar-benar berisiko. Kondisi seperti itu mungkin termasuk kehamilan, pencangkokan ginjal, menggunakan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, atau mempunyai kondisi yang menekan sistem kekebalan tubuh (misalnya, AIDS, kanker tertentu, atau mempunyai jumlah sel darah putih yang rendah).

Misalnya, infeksi kandung kemih dengan serius bisa menyulitkan kehamilan dengan meningkatanya infeksi ginjal dan menyebabkan pyelonephritis, menyebabkan keguguran. Juga, infeksi saluran kencing secara permanen bisa merusak satu atau kedua ginjal setelah pencangkokan ginjal.

Infeksi saluran kencing bisa menyebabkan infeksi peredaran darah yang fatal pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya tertekan oleh obat atau penyakit. Kadang-kadang, sistem kekebalan tubuh menjadi tertekan setelah kemoterapi kanker. Asymptomatic bacteriuria juga kadang-kadang diobati pada orang yang mempunyai batu ginjal jenis tertentu yang tidak bisa dihapuskan dan menyebabkan terulangnya infeksi saluran kencing.
Tinggalkan komentar anda tentang Bacteriuria tanpa Gejala jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Pembengkakan Pada Testis


Informasi terbaru Pembengkakan Pada Testis kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Pembengkakan Pada Testis memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Testis bisa bengkak karena banyak sebab. Penyebab yang mungkin termasuk kanker, testicular torsion, hernia inguinal, epididymitis, hydrocele, dan varicocele. Penyebab-penyebab yang lainnya jarang terjadi pada orang dewasa.

Lymphedema menyebabkan pembengkakan yang sakit sekali pada seluruh kantung kemaluan. Lymphedema dihasilkan paling sering dari penyumbatan pada cairan darah atau cairan getah bening yang kembali ke dalam tubuh. Sirosis dan gagal jantung adalah penyebab yang paling sering. Lymphedema bisa juga dihasilkan dari tekanan pada perut atau urat pelvis atau kelenjar getah bening (misalnya, oleh tumor). Seorang dokter membuat diagnosa pada lymphedema berdasarkan dari hasil sebuah pemeriksaan fisik. Mengobati masalah yang mendasarinya biasanya menghasilkan hasil yang baik dibandingkan dengan cara operasi.

Mumps, sebuah infeksi virus, biasanya mempengaruhi anak-anak. Jika seorang dewasa terkena mumps, testis bisa menjadi terasa sakit dan membengkak dan bisa kadang kala menyusut dan berhenti bekerja (atrophy). Mumps secara permanen bisa merusak kemampuan testis untuk menghasilkan sperma tetapi biasanya tidak menyebabkan kemandulan sempurna sampai hal itu mempengaruhi kedua testis.

Spermatocele adalah sebuah penumpukan pada sperma di dalam kantung yang terbentuk di samping epididymis. Kebanyakan tidak terasa sakit ketika kebanyakan spermatocele tidak membutuhkan pengobatan, salah satu yang membesar atau mengganggu bisa diangkat dengan cara operasi.
Tinggalkan komentar anda tentang Pembengkakan Pada Testis jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Pneumonia Eosinofilik


Informasi terbaru Pneumonia Eosinofilik kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Pneumonia Eosinofilik memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Pneumonia Eosinofilik (Sindroma Infiltrasi Paru Oleh Eosinofilia) merupakan sekelompok penyakit paru-paru dimana eosinofil (salah satu jenis sel darah putih yang terlibat dalam terjadinya reaksi alergi), muncul dalam jumlah yang banyak di paru-paru dan di dalam aliran darah. Eosinofil berperan dalam pertahanan kekebalan di paru-paru. Selama peradangan dan reaksi alergi (termasuk asma yang sering menyertai beberapa tipe pneumonia eosinofilik), jumlah eosinofil akan meningkat.


PENYEBAB
Alasan yang jelas mengapa eosinofil berkumpul di paru-paru tidak diketahui dan sering tidak memungkinkan untuk menentukan zat penyebab terjadinya reaksi alergi. Tetapi penyebab pneumonia eosinofilik yang sudah diketahui adalah obat-obatan tertentu, asap kimia serta infeksi dan infestasi jamur dan parasit.


GEJALA
Pneumonia Eosinofilik Simplek (Sindroma LOeffler) ditandai dengan hasil rontgen dada yang abnormal, yang disertai dengan peningkatan jumlah eosinofil di dalam darah. Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya sehingga tidak perlu dilakukan pengobatan.

Sindroma LOeffler tampaknya terjadi akibat suatu reaksi alergi. Penyebab yang umum adalah migrasi dari cacing parasit Ascaris Lumbricoides ke dalam saluran pernafasan. Reaksi alergi kemungkinan dirangsang oleh protein yang terdapat di permukaan tubuh cacing.

Parasit lainnya dari keluarga Ascaris juga bisa menyebabkan terjadinya sindroma LOeffler . Penyebab lainnya adalah alergi terhadap obat-obatan (misalnya antibiotik sulfonamid).

Gejalanya terdiri dari:
- merasa tidak enak badan,
- demam,
- batuk kering,
- nyeri dada,
- sesak nafas,
- mengi/bengek,
- pernafasan yang cepat, dan
- ruam kulit.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki, yang menunjukkan adanya peradangan pada jaringan paru. Bronkoskopi bisa menunjukkan adanya sejumlah besar eosinofilia. Pada dahak, hasil cucian bronkus dan hasil kuras lambung bisa ditemukan larva dari cacing Ascaris. Hitung jenis darah menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih, terutama eosinofil. Rontgen dada biasanya menunjukkan adanya bayangan abnormal (infiltrasi), yang lama kelamaan akan menghilang atau muncul kembali di bagian paru yang berbeda.

Bentuk yang lebih berat adalah pneumonia eosinofilik kronik, dan jika tidak diobati sering bertambah buruk. Bisa timbul sesak nafas yang bisa berakibat fatal.


DIAGNOSA
Pada pneumonia eosinofilik, hasil pemeriksaan darah menunjukkan eosinofil dalam jumlah besar, kadang-kadang sebanyak 10-15 kali jumlah normal. Foto dada biasanya menunjukkaan bayangan yang khas untuk pneumonia. Tetapi tidak seperti pneumonia yang disebabkan virus atau bakteri, pneumonia eosinofilik menunjukkan bayangan yang kemudian akan segera menghilang pada pemotretan berikutnya. Pemeriksaan mikroskopik terhadap dahak akan menunjukkan sekumpulan eosinofil.


PENGOBATAN
Untuk pneumonia eosinofilik yang ringan kadang dapat sembuh sendiri. Untuk kasus yang berat diperlukan pengobatan dengan corticosteroid. Bila penderita juga memiliki penyakit asma, pengobatan untuk asmanya harus diteruskan. Jika disebabkan oleh cacing, parasit atau jamur, pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya. Sedangkan bila disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan obat-obatan tersebut harus dihentikan.
Tinggalkan komentar anda tentang Pneumonia Eosinofilik jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Obesitas Pada Remaja


Informasi terbaru Obesitas Pada Remaja kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Obesitas Pada Remaja memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dua kali lebih sering terjadi pada remaja semenjak 30 tahun yang lalu. Meskipun kebanyakan komplikasi pada obesitas terjadi pada masa dewasa, remaja yang kegemukan lebih mungkin dibandingkan dengan remaja lainnya memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2. Meskipun lebih sedikit dibandingkan sepertiga orang dewasa gemuk yang obesitas adalah remaja, kebanyakan remaja yang kegemukan tetap kegemukan ketika dewasa.

Faktor yang mempengaruhi obesitas pada remaja adalah sama seperti pada orang dewasa. Orangtua seringkali memperhatikan bahwa obesitas adalah hasil dari jenis penyakit endokrin, seperti jipertiroid, tetapi beberapa gangguan jarang menjadi penyebab. Anak remaja dengan pertambahan berat badan yang disebabkan oleh gangguan endokrin biasanya berperawakan pendek dan memiliki tanda lain pada kondisi yang mendasarinya. Kebanyakan remaja yang obesitas hanya karena makan terlalu banyak dan sedikit berolahraga. Karena stigma masyarakat melawan obesitas, banyak remaja obesitas memiliki gambar diri kurang dan menjadi tambah pendiam dan terisolasi secara sosial.

Intervensi untuk remaja yang obesitas harus memfokuskan pada pembentukan makanan kesehatan dan kebiasaan berolahraga dibandingkan menghilangkan berat badan dalam jumlah tertentu. Asupan kalori dikurangi dengan mempertahankan makanan seimbang pada makanan hari-hari, membuat perubahan tetap pada kebiasaan makan, dan meningkatkan aktifitas fisik. Camp musim panas untuk remaja obesitas di Amerika biasanya membantu mereka menghilangkan jumlah berat badan yang signifikan, namun tanpa usaha melanjutkan, berat badan biasanya kembali lagi. Konseling membantu remaja menghadapi masalah mereka, termasuk kurang mengagumi diri sendiri, bisa membantu.

Obat-obatan yang mengurangi berat badan biasanya tidak digunakan selama remaja karena memperhatikan mengenai keselamatan dan kemungkinan penyalahgunaan. Salah satu pengecualian untuk remaja obesitas dengan sejarah kesehatan keluarga yang kuat pada diabetes jenis 2; mereka yang beresiko tinggi terkena diabetes. Obat metformin, yang digunakan untuk mengobati diabetes, bisa membantu mereka menghilangkan berat badan dan juga memperkecil resiko menjadi diabetes.
Tinggalkan komentar anda tentang Obesitas Pada Remaja jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Hyperaldosteronism


Informasi terbaru Hyperaldosteronism kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Hyperaldosteronism memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Pada hyperaldosteronism, kelebihan produksi pada aldosteron menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan darah meningkat, kelemahan, dan, jarang terjadi periode pada kelumpuhan.
  • Hyperaldosteronism bisa disebabkan oleh tumor pada kelenjar adrenalin atau kemungkinan reaksi terhadap beberapa penyakit.
  • Kadar aldosterone tinggi bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan kadar potassium rendah; kadar potassium rendah bisa menyebabkan kelemahan, perasaan geli, kejang otot, dan periode pada kelumpuhan sementara.
  • Dokter mengukur kadar pada sodium, potassium, dan aldosteron di dalam darah.
  • Kadangkala, tumor diangkat, atau orang menggunakan obat-obatan yang menghambat aksi aldosteron.

Aldosteron, hormon yang diproduksi dan dikeluarkan oleh kelenjar adrenalin, memberi isyarat kepada ginjal untuk mengeluarkan sedikit sodium dan banyak potassium. Produksi aldosteron sebagian diatur oleh kortikotropin (dikeluarkan oleh kelenjar pituitary) dan sebagian melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron). Renin, sebuah enzim diproduksi di ginjal, mengendalikan aktivasi pada hormon angiotensin, yang merangsang kelenjar adrenalin untuk menghasilkan aldosteron.


PENYEBAB
Konsumsi Licorice Asli
Makan permen licorice dalam jumlah besar bisa menghasilkan seluruh gejala-gejala pada hyperaldosteronism. Permen licorice mengandung bahan kimia yang bisa bertindak seperti aldosteron. Meskipun begitu, kebanyakan permen dijual mengandung sedikit licorice atau licorice palsu.
Hyperaldosteronism bisa disebabkan oleh sebuah tumor (biasanya adenoma non kanker) pada kelenjar adrenalin (kondisi yang disebut sindrom conn), meskipun kadangkala kedua kelenjar terlibat dan terlalu aktif. Kadangkala hyperaldosteronism adalah reaksi untuk penyakit tertentu, seperti tekanan darah yang sangat tinggi (hipertensi) atau penyempitan pada salah satu arteri menuju ginjal.


GEJALA
Kadar aldosteron tinggi bisa menyebabkan kadar potassium rendah. Kadar potassium rendah seringkali tidak menghasilkan gejala tetapi bisa menyebabkan kelemahan, rasa geli, kejang otot, dan periode pada kelumpuhan sementara. Beberapa orang menjadi sangat haus dan sering berkemih.


DIAGNOSA
Dokter yang menduga hyperaldosteronism pertama kali menguji kadar sodium dan potassium di dalam darah. Dokter bisa juga mengukur kadar aldosteron. Jika tinggi, spironolacton atau eplerenon, obat-obatan yang menghambat gerak aldosteron, kemungkinan diberikan untuk melihat jika kadar sodium dan potasium kembali normal. Pada sindrom Conn, kadar renin juga sangat rendah.

Ketika terlalu banyak aldosteron yang diproduksi, dokter meneliti kelenjar adrenalin untuk tumor yang tidak bersifat kanker (adenoma). Computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) bisa sangat membantu, tetapi kadangkala contoh darah dari setiap adrenalin harus diuji untuk memastikan sumber hormon.


PENGOBATAN
Jika tumor ditemukan, hal tersebut biasanya bisa diangkat dengan operasi. Ketika tumor diangkat, tekanan darah kembali normal, dan gejala lainnya hilang sekitar 70% setiap waktu. Jika tidak ada tumor ditemukan dan kedua kelenjar terlalu aktif, pengangkatan sebagian kelenjar adrenalin tidak bisa mengendalikan tekanan darah tinggi, dan pengangkatan sepenuhnya akan menghasilkan penyakit Addison, diperlukan pengobatan untuk bertahan hidup. Meskipun begitu, spironolactone atau eplerenone biasanya bisa mengendalikan gejala-gejala, dan obat-obatan untuk tekanan darah tinggi segera tersedia. Jarang kedua kelenjar adrenalin harus di angkat.
Tinggalkan komentar anda tentang Hyperaldosteronism jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Kegagalan Pernafasan


Informasi terbaru Kegagalan Pernafasan kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Kegagalan Pernafasan memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Kegagalan pernafasan (gagal paru-paru) adalah keadaan dimana kadar oksigen di dalam darah menjadi rendah membahayakan atau kadar karbon dioksida menjadi tinggi membahayakan.
  • Keadaan yang menghalangi saluran udara, kerusakan jaringan paru-paru, otot yang lemah yang mengendalikan pernafasan, atau penurunan garirah untuk bernafas bisa menyebabkan gagal paru-paru.
  • Orang kemungkinan bernafas sangat pendek, memiliki warna kulit kebiru-biruan, dan bingung atau mengantuk.
  • Dokter menggunakan tes darah untuk mendeteksi kadar rendah pada oksigen atau kadar tinggi pada karbon dioksida di dalam darah.
  • Oksigen diberikan.
  • Kadangkala orang membutuhkan pertolongan untuk bernafas sampai masalah yang mendasar bisa diobati.
Kegagalan pernafasan adalah darurat medis yang bisa diakibatkan dari terlalu lama, menjalani penyakit paru-paru yang memburuk atau dari penyakit paru-paru berat yang terjadi secara tiba-tiba, seperti sindrom pernafasan akut yang mengganggu, yang tidak terjadi pada orang sehat.


PENYEBAB
Kebanyakan berbagai kondisi yang mempengaruhi pernafasan atau paru-paru bisa menyebabkan kegagalan pernafasan. Gangguan tertentu, seperti hypothyroidism atau sleep apnea, bisa mengurangi reflek kesadaran yang menuntun orang untuk bernafas. Overdosis opioid atau alkohol juga bisa menurunkan gerakan pernafasan karena menyebabkan sedasi berat. Halangan pada jalur pernfasan, luka pada jaringan paru-paru, kerusakan tulang dan jaringan sekitar paru-paru, dan kelemahan otot yang secara normal memompa paru-paru juga menjadi penyebab umum.

Kegagalan pernafasan terjadi jika aliran darah melalui paru-paru menjadi abnormal, seperti yang terjadi pada emboli pulmonary ( pulmonary embolism . Gangguan ini tidak menghentikan udara yang bergerak keluar masuk ke paru-paru, tetapi tanpa aliran darah yang menjadi bagian paru-paru, oksigen tidak diekstraks secara tepat dari udara.

Apa penyebab kegagalan pernafasan ?
Masalah yang mendasari Penyebab
Gangguan saluran pernafasan Penyakit paru-paru kronis bersifat menghalangi, kista fibrosis, bronchiolitis, benda asing yang terhirup.
Pernafasan yang buruk (penurunan gerakan nafas) Kegemukan, sleep apnea, hypothyroidism, obat atau keracunana alkohol.
Otot lemah Myasthenia gravis, muscular dystrophy, polio, sindrom Guillain-Barré, polymyositis, stroke tertentu, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), luka tulang belakang.
Kelainan pada jaringan paru-paru Sindrom pernafasan akut yang mengganggu (ARDS, Acute respiratory distress syndrome), pneumonia, edema paru-paru (cairan berlebihan pada paru-paru) dari gagal jantung atau gagal ginjal, reaksi obat, fibrosis paru-paru, penyebaran tumor, radiasi, sarcoidosis, luka bakar.
Kelainan pada dinding dada Scoliosis, luka dada, kegemukan yang ekstrim, kelainan bentuk yang diakibatkan dari operasi dada.


GEJALA
Kadar oksigen rendah di dalam darah bisa menyebabkan nafas yang pendek dan mengakibatkan warna kebiruan pada kulit (cyanosis). Kadar oksigen rendah, kadar karbon dioksida tinggi, dan peningkatan asam pada darah menyebabkan pening dan tertidur, jika perjalanan untuk bernafas adalah normal, tubuh berusaha untuk membersihkan sendiri karbondioksida dengan pernafasan dalam, cepat. Jika paru-paru tidak berfungsi dengan normal, meskipun begitu, pola pernafasan ini tidak bisa membantu. Segera, kerusakan otak dan jantung, mengakibatkan rasa kantuk (kadangkala langsung menjadi tidak sadar) dan kelainan ritme jantung (aritmia), keduanya bisa menyebabkan kematian.

Beberapa gejala-gejala pada kegagalan pernafasan bermacam-macam penyebabnya. Seorang anak dengan gangguan saluran pernafasan yang berhubungan dengan tersedak (aspirasi) benda asing (seperti koin atau mainan) bisa secara tiba-tiba megap-megap dan berjuang untuk bernafas. Orang dengan sindrom gangguan pernafasan akut bisa bernafas pendek yang berat lebih dari periode sejam. Kadangkala orang yang mabuk atau lemah bisa benar-benar menjadi koma.


DIAGNOSA
Dokter bisa menduga kegagalan pernafasan karena temuan pada gejala-gejala dan pemeriksaan fisik . Tes darah dilakukan pada contoh yang diambil dari arteri memastikan diagnosa ketika menunjukkan kadar oksigen rendah yang berbahaya atau kadar karbondioksida tinggi yang membahayakan. Sinar X dada dan tes lain dilakukan untuk memastikan penyebab kegagalan pernafasan.


PENGOBATAN
Orang dengan kegagalan pernafasan diobati di ruang perawatan intensif. Oksigen diberikan pada mulanya, biasanya dalam jumlah yang besar lebih dari kebutuhan, tetapi jumlah oksigen bisa disesuaikan kemudian waktu. Kadangkala, pada orang yang kadar karbondioksidanya tetap tinggi untuk beberapa waktu, kelebihan oksigen bisa memperlambat gerakan udara ke dalam dan keluar (ventilasi) pada paru-paru dan peningkatan lebih lanjut pada kadar karbondioksida yang berbahaya. Pada beberapa orang, dosis oksigen perlu untuk lebih diatur dengan hati-hati.

Gangguan yang mendasari menyebabkan kegagalan pernafasan harus juga diobati. Misal, antibiotik digunakan untuk melawan infeksi bakteri, dan bronchodilator digunakan pada orang yang menderita asma untuk membuka saluran pernafasan. Obat-obatan lain kemungkinan diberikan, misal, untuk mengurangi peradangan atau untuk mengobati gumpalan darah. ventilasi mekanik diperlukan sampai kegagalan pernafasan cepat terpecahkan.
Tinggalkan komentar anda tentang Kegagalan Pernafasan jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid


Informasi terbaru Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. Oleh: Dr. Ryan Saktika Mulyana , S Ked

Nyeri haid merupakan keadaan yang normal terjadi pada pasien yang mengalami menstruasi. Namun tak jarang nyeri haid menjadi suatu tanda adanya gangguan pada organ reproduksi wanita, endometriosis salah satunya.

Endometriosis: Sel Endometrium yang Berpindah
Endometriosis merupakan kondisi medis pada wanita yang ditandai dengan tumbuhnya sel endometrium di luar kandung rahim. Kandung rahim dilapisi oleh sel endometrium yang sangat berpengaruh terhadap hormon wanita. Normalnya, sel endometrium rahim akan menebal selama siklus kewanitaan berlangsung agar nantinya siap untuk menerima hasil pembuahan antara sel telur dan sperma. Bila sel telur tidak mengalami pembuahan, maka sel endometrium yang menebal akan meluruh dan keluar sebagai darah menstruasi.

Pada endometriosis, sel endometrium yang semula berada dalam rahim akan berpindah dan tumbuh di luar kandung rahim. Sel ini bisa saja tumbuh dan berpindah ke ovarium, saluran telur (tuba fallopi), belakang rahim, ligamentum uterus bahkan dapat sampai ke usus dan kandung kencing. Sel endometrium ini memiliki respon yang sama seperti sel endometrium pada rahim dan sangat berpengaruh terhadap hormon kewanitaan. Pada saat menstruasi berlangsung, sel-sel endometrium yang berpindah ini akan mengelupas dan menimbulkan perasaan nyeri di sekitar panggul.

Angka Kejadian Endometriosis
Umumnya, penyakit endometriosis muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi pada wanita perimenopause. Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertile (mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Beberapa studi juga mengatakan bahwa wanita jepang mempunyai prevalensi yang lebih besar diantara wanita kauskasia. Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis di keluarganya.

Perhatikan Tanda dan Gejala
Gejala dari endometriosis ini bervariasi dan tidak bisa diprediksi. Nyeri haid (dismenorea), nyeri pinggang yang kronis, nyeri pada saat berhubungan (dispareunea), kemandulan (infertile) merupakan gejala yang umum terjadi. Banyak spekulasi dari berbagai peneliti mengenai nyeri yang timbul. Pada dasarnya, nyeri pada endometriosis muncul sebagai akibat materi peradangan yang dihasilkan oleh endometriosis yang aktif. Sel endometrium yang berpindah tadi akan terkelupas dan terlokalisir di suatu tempat dan merangsang respon inflamasi dengan melepaskan materi citokin sehingga muncul perasaan nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat ditimbulkan akibat sel endemetrium yang berpindah tersebut menyebabkan jaringan parut di tempat perlekatannya dan menimbulkan perlengkatan organ, seperti ovarium, ligamentum ovarium, saluran telur (tuba fallopi), usus, kandung kencing dll. Perlengketan ini akan merusak organ tersebut dan menimbulkan nyeri yang hebat di sekitar panggul.

Endometriosis ditemukan pada 25% wanita infertil (mandul) dan diperkirakan 50% â€" 60% dari kasus endometriosis akan menjadi infertil (mandul). Endometriosis yang invasiv akan menimbulkan kemandulan akibat berkurangnya fungsi rahim dan adanya pelengketan pada tuba dan ovarium. Namun beberapa teori mengatakan bahwa endometriosis akan menghasilkan prostaglandin dan materi peradangan yang lain yang dapat mengganggu fungsi dari organ reproduksi seperti kontraksi atau spasme. Disebutkan juga pada endometriosis fungsi tuba fallopi dalam melakukan pengambilan sel telur dari ovarium menjadi terganggu. Bahkan dapat merusak epitel dinding rahim dan menyebabkan kegagalan dalam implantasi hasil pembuahan (sehingga pasien dengan endometriosis memiliki riwayat abortus 3 kali lebih besar dari orang normal).

Tingkatan Endometriosis
Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan beratnya penyakit.
  • Stage 1
    Lesi besrsifat superficial, ada perlengketan di permukaan saja.
  • Stage 2
    Adanya pelengketan sampai di daerah cul-de-sac.
  • Stage 3
    Sama seperti stage 2, namun disertai endometrioma yang kecil pada ovarium dan ada perlengketan juga yang lebih banyak.
  • Stage 4
    Sama seperti stage 3, namun disertai endometrioma yang besar dan perlengketan yang sangat luas.
Mengetahui adanya Endometriosis
Anda perlu berkunjung ke dokter untuk mengetahui adanya penyakit endometriosis ini. Biasanya, dengan wawancara (anamnesis) dan pemeriksaan fisik, endometriosis dapat diketahui.

Pada pasien dengan endometriosis, saat dilakukan pemeriksaan fisik, akan ditemukan nodul pada ligamen uterus. Selain itu, nodul juga ditemukan pada uterosacral. Rasa nyeri dialami pasien saat pemeriksaan berlangsung. Pemeriksaan penunjang laindibutuhkan untuk memastikan diagnosa endometriosis, seperti USG (ultrasonografi) dan MRI (magnetic resonance imaging). Pada beberapa kasus endometriosis, pasien mendapatkan hasil negatif dari pemeriksaan penunjang sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang lebih akurat. Pemeriksaan yang lebih akurat tersebut yaitu laparoskopi dengan biopsy serta pemeriksaan tumor marker CA-125.

Penanganan Pasien Endometriosis
Harus disadari bahwa endometriosis bersifat progresif dan berulang, sehingga pengankatan rahim (histerektomi) dan kedua saluran telur menjadi pilihan yang paling mungkin untuk menghilangkan endemetriosisnya. Namun tindakan ini tidak mungkin dilakukan pada mereka yang masih ingin mempunyai keturunan atau belum menikah. Sehingga pilihan tepat yang dapat dilakukan yaitu menggunakan obat-obatan.

Terapi dapat dilakukan menggunakan:
  • Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID/obat antiinflamasi nonsteroid). NSAID tidak hanya mengurangi nyeri, namun dapat mengurangi perdarahan yang terjadi. Pada kasus yang berat, diperkenankan penggunaan morfin.
  • Progesterone atau progestin
    Progesterone dapat “melawan” aktivitas estrogen dan mencegah terjadinya penebalan pada endometrium. Progestin merupakan zat kimia turunan progesterone.
  • Menghindari segala bentuk bahan yang bersifat estrogenik.
  • Kontrasepsi oral
    Terapi kontrasepsi oral dapat mengurangi nyeri yang berhubungan dengan endometriosis. Kontrasepsi oral akan menekan LH dan FSH untuk mencegah terjadinya ovulasi sehingga endometrium tidak menebal. Kontrasepsi oral (Pil KB) dapat menekan keluhan nyeri hingga 75% pada penderita endometriosis.
    • Pil KB ini dapat diminum secara kontinyu atau sesuai siklus menstruasi dan dapat dihentikan setelah 6 sampai 12 siklus.
    • Efek samping yang mungkin muncul adalah nyeri kepala, mual dan hipertensi.
    • Pil ini diminum sesuai dengan aturan, dengan tidak meminum pil placebonya.
  • Danazole (steroid) yang bekerja dengan menciptakan suasana androgenik, dapat menekan pertumbuhan endometriosis. Namun ada efek samping yang muncul seperti hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih pada wanita dengan distribusi seperti laki-laki), acne, dll.
  • Lupron (GnRH agonis) bekerja dengan meningkatkan kadar GnRH di darah, seingga kadar LH dan FSH turun, namun efek samping yang mungkin muncul adalah munculnya osteoporosis. Dapat digunakan hanya 6 bulan saja. Dosis yang diberikan 11,25 mg untuk 3 bulan, kemudian dilanjutkan sebukan sekali selama 6 bulan 3,75 mg.
  • Aromatase inhibitor merupakan pengobatan yang memblok peroduksi dari estrogen.
Pembedahan
Pengobatan dengan pembedahan dibagi menjadi 3 kelompok:
  • Pembedahan konservatif, dilakukan jika organ reproduksi masih diperlukan, tindakan ini dilakukan dengan jalan mengeksisi, mengangkat jaringan endometriosisnya saja, dan menjaga organ panggul tetap dalam keadaan baik.
  • Semi konservatif , jika fungsi ovarium masih dibutuhkan.
  • Pembedahan radikal, jika rahim indung telur dan ovarium diangkat total, ini dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri hebat dan sudah resisten dengan medikamentosa (obat-obatan), serta sudah tidak menginginkan keturunan lagi. Tetapi tindakan radikal ini juga tidak menjamin pasien akan terbebas dari masalah nyeri.
Kekambuhan Endometriosis
Faktor yang menentukan kesembuhan penyakit ini sangat bergantung dari pasien. Hal ini dikarenakan belum ada penanganan yang benar-benar dapat membebaskan pasien endometriosis dari nyeri yang hebat. Perlu diingat, penanganan dengan melakukan operasi awal laparoskopi sangat diperlukan untuk menentukan tingkat keparahan endometriosis sehingga dapat dijadikan acuan dalam pemberian terapi. Adanya keinginan pasien untuk terbebas dari nyeri dan keinginannya memiliki keturunan memerlukan pertimbangan bagi dokter dalam memilih terapi pada pasien.

Angka kekambuhan endometriosis ini sangat besar yaitu 5-20%, bahkan mencapai 40%, kecuali dilakukan histerektomi pada pasien atau pasien sudah memasuki masa menopause. Endometriosis ini jarang menjadi ganas dan tidak ada hubungannya dengan kanker endometrial. Kurang dari 50 kasus keganasan ovarium muncul dari kasus endometriosis dan kebanyakan dari kasus ini telah menjadi adenoakantomas. So, jangan sepelekan nyeri haid bila tanda endometriosis telah anda rasakan. (rsm)
Tinggalkan komentar anda tentang Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Sakit Kepala Tension


Informasi terbaru Sakit Kepala Tension kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Sakit Kepala Tension memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Sakit Kepala Tension disebabkan oleh ketegangan otot di leher, bahu, dan kepala.


PENYEBAB
Ketegangan otot bisa disebabkan oleh posisi tubuh yang kurang enak, stres sosial, atau psikis dan kelelahan.


GEJALA
Sakit kepala tension biasanya dimulai pada pagi hari atau menjelang sore hari dan memburuk sepanjang hari. Nyeri agak hebat yang menetap seringkali dirasakan di atas mata atau di kepala bagian belakang; suatu perasaan dimana kepala seperti terikat oleh tali yang disertai dengan rasa nyeri. Nyeri bisa menyebar ke seluruh kepala dan kadang sampai ke leher bagian belakang dan bahu.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan fisik dan penilaian faktor psikis serta kepribadian.


PENGOBATAN
Jika sakit kepala mulai dirasakan, lakukanlah pemijatan pada otot-otot leher, bahu, dan kepala; berbaring dan rileks selama beberapa menit. Obat pereda nyeri yang dijual bebas (misalnya Aspirin, asetaminofen atau ibuprofen) bisa diberikan untuk mengurangi gejala. Sakit kepala yang lebih hebat mungkin memerlukan obat pereda nyeri yang lebih kuat.

Pada beberapa penderita, kafein bisa menambah efek obat pereda nyeri, tetapi terlalu banyak kafein juga bisa menyebabkan sakit kepala. Sakit kepala yang disebabkan oleh stres atau depresi menahun, tidak akan menunjukkan perbaikan jika hanya diobati dengan obat pereda nyeri. Penderita juga memerlukan bantuan profesional untuk membantu mengatasi masalah psikisnya.


PENCEGAHAN
Sakit kepala tension seringkali dapat dicegah atau dikendalikan dengan cara menghindari atau memahami dan menyesuaikan diri dengan stres sebagai penyebabnya.
Tinggalkan komentar anda tentang Sakit Kepala Tension jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Imunisasi


Informasi terbaru Imunisasi kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Imunisasi memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.


Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

Reaksi yang mungkin terjadi:
  1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
  2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
Komplikasi yang mungkin timbul adalah:
  • Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
  • Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.

Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.

Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun.

DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin.

Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut:
- demam tinggi (lebih dari 40,5o Celsius)
- kejang
- kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya)
- syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon).

Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan.

1-2 hari setelah mendapatkan suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau pembengkakan di tempat penyuntikan. Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen). Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.


Imunisasi DT
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL.

Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.


Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL. Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.

imunisasi difteri


Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

Terdapat 2 macam vaksin polio:
  • IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan
  • OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

Kontra indikasi pemberian vaksin polio:
- Diare berat,
- Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), dan
- Kehamilan.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingiu. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan.

Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV. Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV. Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya.

IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. Jika anak sedang menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka benar-benar pulih. IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari.


Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

Kontra indikasi pemberian vaksin campak:
- infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38o Celsius
- gangguan sistem kekebalan
- pemakaian obat imunosupresan
- alergi terhadap protein telur
- hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
- wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).


Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.

Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan.

Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli).

Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR. Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman. Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9-12 bulan.

Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP).

Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD. Dewasa yang lahir pada tahun 1956 atau sebelum tahun 1956, diduga telah memiliki kekebalan karena banyak dari mereka yang telah menderita penyakit tersebut pada masa kanak-kanak.

Pada 90-98% orang yang menerimanya, suntikan MMR akan memberikan perlindungan seumur hidup terhadap campak, campak Jerman dan gondongan. Suntikan kedua diberikan untuk memberikan perlindungan adekuat yang tidak dapat dipenuhi oleh suntikan pertama.

Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing komponen vaksin:
  • Komponen Campak
    1-2 minggu setelah menjalani imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit. Hal ini terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan MMR. Demam 39,5o Celsius atau lebih tanpa gejala lainnya bisa terjadi pada 5-15% anak yang menerima suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah disuntik dan berlangsung hanya selama 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi pada suntikan MMR kedua.
  • Komponen Gondongan
    Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan dan di bawah rahang, berlangsung selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan MMR.
  • Komponen Campak Jerman
    Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-3 hari, timbul dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini terjadi pada 14-15% anak yang mendapat suntikan MMR.
Nyeri atau kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari, timbul dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini hanya ditemukan pada 1% anak-anak yang menerima suntikan MMR, tetapi terjadi pada 25% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Kadang nyeri/kekakuan sendi ini terus berlangsung selama beberapa bulan (hilang-timbul).

Artritis (pembengkakan sendi disertai nyeri) berlangsung selama 1 minggu dan terjadi pada kurang dari 1% anak-anak tetapi ditemukan pada 10% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Jarang terjadi kerusakan sendi akibat artritis ini. Nyeri atau mati rasa pada tangan atau kaki selama beberapa hari lebih sering ditemukan pada orang dewasa.

Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang berumur di bawah 6 tahun bisa mengalami aktivitas kejang (misalnya kedutan). Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah suntikan diberikan dan biasanya berhubungan dengan demam tinggi. Keuntungan dari vaksin MMR lebih besar jika dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkannya. Campak, gondongan dan campak Jerman merupakan penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi yang sangat serius.

Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih. Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada:
- anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin
- anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin
- anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia, limfoma maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati imunosupresan.
- wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

imunisasi campak


Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan.


Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat menular. Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya meninggal. Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Terdapat sejumlah kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah mendapatkan suntikan varisella; tetapi kasusnya biasanya ringan, hanya menimbulkan beberapa lepuhan (kasus yang komplit biasanya menimbulkan 250-500 lepuhan yang terasa gatal) dan masa pemulihannya biasanya lebih cepat. Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup.

Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa:
- demam
- nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan
- ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan.

Efek samping yang lebih berat adalah:
- kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan
- pneumonia
- reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan, kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan dilakukan dan sangat jarang terjadi.
- ensefalitis
- penurunan koordinasi otot.

Imunisasi varisella sebaiknya tidak diberikan kepada:
- Wanita hamil atau wanita menyusui
- Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan
- Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut
- Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)
- Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid
- Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya
- Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan immunoglobulin.


Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (Hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih dari 1 minggu).

Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak benar-benar pulih. Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil. Efek samping dari vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari.


Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi Pneumokokus Konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah). Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.
Tinggalkan komentar anda tentang Imunisasi jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Polio


Informasi terbaru Polio kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Polio memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Polio (Poliomielitis) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang menyerang seluruh tubuh (termasuk otot dan saraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen, kelumpuhan atau kematian.


PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus polio.

Penularan virus terjadi melalui beberapa cara:
- secara langsung dari orang ke orang,
- melalui percikan ludah penderita, dan
- melalui tinja penderita.

Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan, lalu diserap dan diserbarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Resiko terjadinya polio:
  • Belum mendapatkan imunisasi polio
  • Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
  • Kehamilan
  • Usia sangat lanjut atau sangat muda
  • Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau pencabutan gigi)
  • Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).

GEJALA
Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:
- Infeksi subklinis
- Non-paralitik
- Paralitik.

95% kasus merupakan infeksi subklinis. Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta erbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.
  1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)
    - demam ringan
    - sakit kepala
    - tidak enak badan
    - nyeri tenggorokan
    - tenggorokan tampak merah
    - muntah.
  2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
    - demam sedang
    - sakit kepala
    - kaku kuduk
    - muntah
    - diare
    - kelelahan yang luar biasa
    - rewel
    - nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
    - kejang dan nyeri otot
    - nyeri leher
    - nyeri leher bagian depan
    - kaku kuduk
    - nyeri punggung
    - nyeri tungkai (otot betis)
    - ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
    - kekakuan otot.
  3. Poliomielitis paralitik
    - demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
    - sakit kepala
    - kaku kuduk dan punggung
    - kelemahan otot asimetrik
    - onsetnya cepat
    - segera berkembang menjadi kelumpuhan
    - lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
    - perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
    - peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
    - sulit untuk memulai proses berkemih
    - sembelit
    - perut kembung
    - gangguan menelan
    - nyeri otot
    - kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
    - ngiler
    - gangguan pernafasan
    - rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
    - refleks Babinski positif.

KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling berat adalah kelumpuhan yang menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi kelemahan satu atau beberapa otot, sering ditemukan.

Terkadang bagian dari otak yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan atau kelumpuhan pada otot dada. Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebut sindroma post-poliomielitis, yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan.

polio


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan terhadap contoh tinja untuk mencari poliovirus dan pemeriksaan terhadap darah untuk menentukan titer antibodi. Pembiakan virus diambil dari lendir tenggorokan, tinja atau cairan serebrospinal.

Pemeriksan rutin terhadap cairan serebrospinal memberikan hasil yang normal atau tekanan, protein serta sel darah putihnya agak meningkat.


PENGOBATAN
Polio tidak dapat disembuhkan dan obat anti-virus tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Jika otot-otot pernapasan menjadi lemah, bisa digunakan ventilator.

Tujuan utama pengobatan adalah mengontrol gejala sewaktu infeksi berlangsung. Perlengkapan medis vital untuk menyelamatkan nyawa, teruatma membantu pernafasan mungkin diperlukan pada kasus yang parah. Jika terjadi infeksi saluran kemih, diberikan antibiotik. Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri dan kejang otot, bisa diberikan obat pereda nyeri. Kejang dan nyeri otot juga bisa dikurangi dengan kompres hangat.

Untuk memaksimalkan pemulihan kekuatan dan fungsi otot mungkin perlu dilakukan terapi fisik, pemakaian sepatu korektif atau penyangga maupun pembedahan ortopedik.


PROGNOSIS
Prognosis tergantung kepada jenis polio (subklinis, non-paralitik atau paralitik) dan bagian tubuh yang terkena. Jika tidak menyerang otak dan korda spinalis, kemungkinan akan terjadi pemulihan total. Jika menyerang otak atau korda spinalis, merupakan suatu keadaan gawat darurat yang mungkin akan menyebabkan kelumpuhan atau kematian (biasanya akbiat gangguan pernafasan).


PENCEGAHAN
Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.
Terdapat 2 jenis vaksin polio:
  • Vaksin Salk, merupakan vaksin virus polio yang tidak aktif
  • Vaksin Sabin, merupakan vaksin virus polio hidup.
Yang memberikan kekebalan yang lebih baik (sampai lebih dari 90%) dan yang lebih disukai adalah vaksin Sabin per-oral (melalui mulut). Tetapi pada penderita gangguan sistem kekebalan, vaksin polio hidup bisa menyebabkan polio. Karena itu vaksin ini tidak diberikan kepada penderita gangguan sistem kekebalan atau orang yang berhubungan dekat dengan penderita gangguan sistem kekebalan karean virus yang hidup dikeluarkan melalui tinja.

Dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan hendak mengadakan perjalanan ke daerah yang masih sering terjadi polio, sebaiknya menjalani vaksinasi terlebih dahulu.
Tinggalkan komentar anda tentang Polio jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Kelenjar Adrenal yang Kurang Aktif


Informasi terbaru Kelenjar Adrenal yang Kurang Aktif kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Kelenjar Adrenal yang Kurang Aktif memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Tubuh memiliki 2 kelenjar adrenal, masing-masing terletak di puncak ginjal. Bagian dalam dari kelenjar adrenal (medula) melepaskan hormon adrenalin (epinefrin) yang mempengaruhi tekanan darah, denyut jantung, berkeringat dan aktivitas lainnya juga diatur oleh sistem saraf simpatis.

Bagian luar dari kelenjar adrenal (korteks) melepaskan hormon:
  • Kortikosteroid (cortison-like hormones)
  • Androgen (hormon pria)
  • Mineralokortikosteroid (mengendalikan tekanan darah serta kadar garam dan kalium tubuh).
kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit, yang menghasilkan hormon yang saling berkaitan. Hipotalamus menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.

Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius.

Penyakit Addison (insufisiensi adrenortikal) terjadi jika kelenjar adrenal yang kurang aktif menghasilkan kortikosteroid dalam jumlah yang tidak memadai. Penyakit Addison terjadi pada 4 dari 100.000 orang. Penyakit ini bisa menyerang segala usia, baik pria maupun wanita.


PENYEBAB
Pada 30% penderita, kelenjar adrenal mengalami kerusakan akibat kanker, amiloidosis, infeksi (misalnya tuberkulosis), dan penyakit lainnya. Pada 70% penderita lainnya, penyebabnya tidak diketahui tetapi para ahli menduga bahwa kelenjar adrenal mengalami kerusakan akibat reaksi autoimun.

Penekanan kelenjar adrenal juga terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi kortikosteroid (misalnya prednison). Biasanya dosis kortikosteroid diturunkan secara bertahap sebelum pemakaiannya dihentikan. Jika pemakaian kortikosteroid dihentikan secara tiba-tiba maka kelenjar adrenal tidak mampu membentuk kortikosteroid dalam jumlah yang memadai selama beberapa minggu atau beberapa bulan (tergantung kepada dosis dan lamanya pemakai kortikosteroid).

Obat lainnya yang juga bisa menekan pembentukan kortikosteroid adalah ketokonazol (digunakan untuk mengobati infeksi jamur).

Jika terjadi kekurangan kortikosteroid, maka tubuh akan membuang sejumlah besar natrium dan menimbun kalium, sehingga kadar natrium darah menjadi rendah dan kadar kalium darah menjadi tinggi. Ginjal tidak mampu mengkonsentrasikan air kemih; karena itu jika penderita minum terlalu banyak air atau kehilangan terlalu banyak natrium, maka kadar natirum darah menjadi rendah.

Ketidakmampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan air kemih pada akhirnya menyebabkan penderita banyak berkemih dan mengalami dehidrasi. Dehidrasi berat dan kadar natrium yang rendah akan mengurangi volume darah dan bisa menyebabkan syok.

Kekurangan kortikosteroid juga menyebabkan kepekaan yang luar biasa terhadap insulin (hormon yang secara normal terdapat di dalam darah), sehingga kadar gula darah bisa turun. Kekurangan kortikosteroid menghalangi tubuh untuk membuat karbohidrat dari protein, untuk melawan infeksi atau menyembuhkan luka. Otot menjadi lemah dan bahkan jantung bisa menjadi lemah serta tidak mampu memompa darah sebagaimana mestinya.

Untuk mengkompensasi kekurangan kortikosteroid, kelenjar hipofisa menghasilkan lebih banyak kortikotropin (hormon yang dalam keadaan normall merangsang kelenjar adrenal).

Karena kortikotropin juga mempengaruhi pembentukan melanin, maka kulit dan lapisan mulut penderita Penyakit Addison seringkali menjadi lebih gelap. Pigmentasi yang berlebihan ini biasanya terdapat dalam bentuk bercak-bercak. Karena kelainan dasarnya adalah kekurangan kortikotropin, maka jika penyebab insufisiensi adrenal adalah insufisiensi hipofisa atau hipotalamus, tidak akan terjadi pigmentasi yang berlebihan.


GEJALA
Segera setelah terjadinya Penyakit Addison penderita akan merasakan lemah, lesu, dan pusing jika bangkit dari duduk atau berbaring. Kulit menjadi lebih gelap; bintik-bintik hitam bisa timbul di kening, wajah dan bahu; pewarnaan hitam kebiruan bias muncul di sekitar puting susu, bibir, mulut, rektum, kantung zakar atau vagina.

Sebagian besar penderita mengalami penurunan berat badan, mengalami dehidrasi, nafsu makan hilang, sakit otot, mual, muntah dan diare. Banyak penderita yang menjadi tidak tahan cuaca dingin. Jika penyakitnya tidak terlalu berat, gejalanya cenderung timbul hanya pada saat penderita mengalami stres.

Jika penyakit ini tidak diobati bisa terjadi nyeri perut yang hebat, kelemahan yang luar biasa, tekanan darah yang sangat renah, gagal ginjal, dan syok; terutama jika penderita mengalami stres (cedera, pembedahan, atau infeksi berat).


DIAGNOSA
Pemeriksaan darah menunjukkan adanya kekurangan kortikosteroid (terutama kortisol), kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang rendah. Penilaian fungsi ginjal (misalnya pemeriksaan darah untuk nitrogen dan kreatinin), biasanya menunjukkan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik. Rontgen dan CT scan perut bisa menunjukkan adanya pengapuran pada kelenjar adrenal.


PENGOBATAN
Apapun penyebabnya, Penyakit Addison bisa berakibat fatal dan harus diobati dengan kortikosteroid. Biasanya pengobatan bisa dimulai dengan pemberian prednison per-oral (ditelan). Jika sakitnya sangat berat, pada awalnya diberikan kortisol intravena kemudian dilanjutkan dengan tablet prednison.

Sebagian besar penderita juga harus mengkonsumsi 1-2 tablet fludrokortison/hari untuk membantu mengembalikan ekskresi natrium dan kalium yang normal. Pada akhirnya pemberian fludrokortison bisa dikurangi atau dihentikan, diganti dengan prednison yang diberikan setiap hari sepanjang hidup penderita.

Jika tubuh mengalami stres (terutama karena penyakit), mungkin diperlukan dosis prednison yang lebih tinggi. Pengobatan harus terus dilakukan sepanjang hidup penderita, tetapi prognosisnya baik.
Tinggalkan komentar anda tentang Kelenjar Adrenal yang Kurang Aktif jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Infeksi Hemophilus


Informasi terbaru Infeksi Hemophilus kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Infeksi Hemophilus memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Infeksi Hemophilus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Hemophilus.


PENYEBAB
Bakteri Hemophilus tumbuh di dalam saluran pernafasan bagian atas pada anak-anak dan dewasa, tetapi jarang menyebabkan timbulnya penyakit. Spesies yang sering menyebabkan penyakit adalah Hemophilus influenzae.

Spesies ini bisa menyebabkan:
Infeksi tersebut bisa terjadi pada dewasa, tetapi lebih sering ditemukan pada anak-anak. Spesies Hemophilus lainnya bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan, infeksi jantung (endokarditis) dan abses otak. Hemophilus ducreyi menyebabkan cangkroid (penyakit menular seksual).


PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya meningitis, anak-anak secara rutin mendapatkan imunisasi dengan vaksin Hemophilus influenzae tipe b.
Tinggalkan komentar anda tentang Infeksi Hemophilus jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Asidosis Respiratorik


Informasi terbaru Asidosis Respiratorik kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Asidosis Respiratorik memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernapasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernapasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernapasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.


PENYEBAB
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema,
- Bronkitis kronis,
- Pneumonia berat,
- Edema pulmoner
- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari syaraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernapasan. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernapasan.


GEJALA
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernapasan terhenti atau jika pernapasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernapasan tidak terlalu terganggu.

Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.


DIAGNOSA
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.


PENGOBATAN
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernapasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.

Pada penderita yang mengalami gangguan pernapasan yang berat, mungkin perlu diberikan pernapasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
Tinggalkan komentar anda tentang Asidosis Respiratorik jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Penyakit Wolman


Informasi terbaru Penyakit Wolman kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Penyakit Wolman memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Penyakit Wolman adalah suatu penyakit keturunan yang terjadi jika sejenis kolesterol dan gliserida tertentu tertimbun di dalam jaringan.


GEJALA
Penyakit ini menyebabkan pembesaran limpa dan pembesaran hati. Endapan kalsium di dalam kelenjar adrenal menyebabkan kelenjar menjadi keras, bisa terjadi steatorrhea (tinja berlemak). Bayi dengan Penyakit Wolman biasanya akan meninggal dalam usia 6 bulan. Tinggalkan komentar anda tentang Penyakit Wolman jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel


Informasi terbaru Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel kami sediakan khusus untuk pembaca setia info-ablit.blogspot.com, semoga informasi Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua. DEFINISI
Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel adalah suatu penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana tumor jika maupun tumor ganas tumbuh di beberapa kelenjar endokrin. Tumor pada penyakit ini bisa timbul pada masa bayi maupun pada usia 70 tahun.

Kelainan akibat neoplasia endokrin multipel terutama terjadi karena pembentukan hormon yang berlebihan oleh tumor. Terdapat 3 macam pola penyakit neoplasia endokrin multipel, yaitu tipe I, IIA dan IIB.


GEJALA
PENYAKIT TIPE I
Pada penyakit tipe I tumor tumbuh pada:
Atau pada ketiga kelenjar tersebut.

Hampir semua penderita memiliki tumor pada kelenjar paratiroid; tumor ini menyebabkan pembentukan hormon paratiroid yang berlebihan (hiperparatiroidisme). Tingginya kadar hormon paratiroid biasanya akan meningkatkan kadar kalsium dalam darah, kadang menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Sebagian besar penderita penyakit tipe I juga memiliki tumor pada sel-sel pulau pankreas. Sekitar 40% dari tumor ini menghasilkan sejumlah besar insulin dan akibatnya kadar gula darah menjadi rendah (hipoglikemia), terutama jika penderita belum makan.

Lebih dari separuh sel pulau pankreas menghasilkan gastrin dalam jumlah besar, yang mengirimkan sinyal ke lambung untuk menghasilkan sejumlah besar asam. Penderita biasanya mengalami ulkus peptikum yang seringkali mengalami perdarahan, terjadi perforasi dan isi lambung dimuntahkan ke dalam perut atau menyumbat lambung. Sering terjadi diarea dan tinja berlemak yang berbau busuk (stetore).

Sel pulau pankreas lainnya bisa menghasilkan hormon lainnya, seperti polipeptida intestinal vasoaktif, yang bisa menyebabkan diare berat dan dehidrasi. Pada sekitar sepertiga kasus, tumor sel pankreas bersifat ganas dan kadang menyebar ke bagian tubuh lainnya. Tetapi kanker ini tumbuh lebih lambat diabandingkan kanker pankreas lainnya.

Sekitar duapertiga penderita memiliki tumor kelenjar hipofisa. Dua puluh lima persen dari tumor ini menghasilkan hormon prolaktin, yang menyebabkan kelainan menstruasi pada wanita dan impotensi pada pria, 25% lainnya menghasilkan hormon pertumbuhan dan menyebabkan akromegali. Sejumlah kecil tumor hipofisa menghasilkan kortikotropin, yang menyebabkan tingginya kadar hormon kortikosteroid dan menyebabkan sindroma Cushing.

Hampir 25% tumor yang tampaknya sama sekali tidak menghasilkan hormon. Beberapa tumor hipofisa menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan dan penurunan fungsi kelenjar hipofisa. Beberapa penderita penyakit I memiliki tumor kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal. Sejumlah kecil penderta memiliki tumor karsinoid. Penderita lainnya juga memiliki pertumbuhan berlemak yang bersifat jinak di bawah kulitnya (lipoma).


PENYAKIT TIPE IIA
Neoplasia endokrin multipel IIA bisa meliputi:
  • Sejenis kanker tiroid yang jarang terjadi (karsinoma meduler)
  • Feokromositoma (tumor kelenjar adrenal yang biasanya bersifat jinak)
  • Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif.
Hampir semua penderita penyakit tipe IIA memiliki kanker tiroid meduler. Sekitar 50% memiliki feokromositoma, yang biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah karena menghasilkan epinefrin dan zat lainnya. Tekanan darah tinggi ini sifatnya bisa hilang-timbul atau menetap dan seringkali sangat berat.

Sekitar 25% penderita memiliki kelenjar paratiroid yang terlalu aktif dan menunjukkan gejala-gejala dari peningkatan kadar kalsium darah, yang bisa menyebabkan pembentukan batu ginjal dan terkadang gagal ginjal. Pada 25% lainnya, kelenjar paratiroid membesar tanpa disertai pembentukan sejumlah besar hormon paratiroid, sehingga tidak timbul gejal yang berhubungan dengan kadar kalsium yang tinggi.


PENYAKIT TIPE IIB
Neoplasia endokrin multipel tipe IIB bisa terdiri dari:
  • Kanker tiroid meduler
  • Feokromositoma
  • Neuroma (pertumbuhan pada saraf).
Beberapa penderita tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Kanker tiroid meduler cenderung terjadi pada usia dini dan telah dilaporkan terjadi pada bayi berusia 3 bulan. Kanker tiroid ini juga tumbuh dan menyebar lebih cepat dibandingkan dengan kanker tiroid pada penyakti tipe IIA.

Hampir semua penderita memiliki neuroma pada selaput lendirnya. Neuroma tampak sebagai benjolan yang mengkilat di sekitar bibir, lidah, dan lapisan mulut. Neuroma juga bisa ditemukan di kelopak mata dan permukaan mata yang mengkilat, termasuk konjungtiva dan kornea. Bisa terjadi penebalan pada kelopak mata dan bibir.

Kelainan pada saluran pencernaan bisa menyebabkan sembelit dan diare. Kadang usus besar menjadi lebih besar (megakolon). Kelainan ini mungkin merupakan akibat dari pertumbuhan neuroma pada saraf-saraf pencernaan.

Seringkali terjadi kelainan tulang belakang, terutama pada lengkung tulang belakang dan kelainan pada tulang kaki dan tulang paha. Banyak penderita yang memiliki tulang anggota gerak yang panjang dan persendian yang longgar (sikap tubuh marfanoid, karena keadaan ini menyerupai sindroma Marfan).


PENGOBATAN
Belum ada pengobatan untuk semua jenis neoplasia endorkin. Setiap tumor diobati secara individual, baik melalui pengangkatan maupun melalui perbaikan keseimbangan hormon. Jika tidak diobati, kanker tiroid meduler bisa berakibat fatal. Karena itu hampir selalu dianjurkan untuk mengangkat kelenjar tiroid pada penderita penyakit tipe IIA yang memiliki feokromositoma atau hiperparatiroidisme.

Pada penyakit tipe IIB, kanker tiroid meduler sangat agresif sehingga setelah diagnosis ditegakkan, kelenjar tiroid segera diangkat. Kanker ini tidak dapat diobati dengan yodium radioaktif.
Tinggalkan komentar anda tentang Sindroma Neoplasia Endokrin Multipel jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.